Sabtu, 06 Agustus 2016

The Adventure of Archi : Lost In Paradise Part 2

        
         
          “Duggg” karena dari tadi berlari tak kusadari tenyata aku baru saja menabrak seorang perempuan yang kuterka umurnya seumuran denganku. “Ma,, maaf aku sedang buru-buru, sini kubantu” ucapku lirih. Aku tidak tahu kenapa dari tadi dia merunduk terus, aku takut telah membuatnya marah karena memang barang-barangnya yang sudah ia tata rapi di trolley menjadi berantakan sekali. “O,, okay aku bantu bawakan barang-barangnya ya, jangan marah dong”. Dan tiba-tiba ia menoleh ke arahku dan aku langsung tak sadarkan diri…..  

          “Di…dimana ini, siapa kamu ?” tanyaku gemetaran. Ternyata di balik wajah cantiknya, senyum perempuan ini cukup menyeramkan. Aku saat ini sedang berada di tempat yang lumayan gelap, mungkin di salah satu gudang di bandara ini. Setelah memandangi satu sama lain tanpa kata-kata ia memulai percakapan. “Kamu mencuri benda itu ya” tiba-tiba raut mukanya menjadi sedih. “Me,, mencuri apaan? Aku ga pernah nyuri barang-barang dari kamu, kita kan baru ketemu, aneh aneh aja kamu” jawabku tidak terima. 

         “Tapi, kata Tuan William benda itu ada di daerah ini, dan radarku membawaku bertemu denganmu.” “Wait,, wait,,, sebenarnya benda apa sih yang kamu omongin itu?” “Bola emas King Lazer”. “Hahhhh” aku bingung dia ngomong apa, tapi aku tahu mungkin maskud dia bola emas yang aku ambil di ruang tamu rumahku tadi pagi. 

          “Namaku Ashley Ryn Lisa, panggil saja Lisa. Aku diutus Tuan William untuk kesini bertemu denganmu. Asal kamu tahu saja, bola emas itu sangat bermanfaat buat kami. Beberapa waktu yang lalu, bola emas itu berada di tangan King Lazer, dia merupakan seseorang yang sangat hebat, tetapi juga sangat jahat. Aku dan hampir semua orang di negeriku sudah bersusah payah untuk mendapatkan bola itu” ucapnya yang makin membuatku bingung. “King Lazer? Bola Emas? Hah? Kamu datang dari mana sih” jawabku terbata-terbata. “Panjang sekali ceritanya, cepat serahkan saja bola itu dan aku akan meninggalkanmu & tidak akan menyakitimu. 

          “Bzzz, bzzz” tiba-tiba terdengar suatu bunyi dari tas ranselku memotong percakapan aneh kami. “Se,, sebentar” ucapku kepada Lisa. “Haloo??” “Hahhhh,, jadi beneran kamu yang nyembunyiin handphone ku !!! kembaliin sekarang ga!!! Pake acara bilang halo halo segala, kaya orang ga bersalah” suara melengking yang sangat khas itu seakan-akan menusuk telingaku. Lalu aku berpikir, loh, kok bisa-bisanya handphone Ka Ricky ada di tasku ya. Mungkin dia sangat penasaran sekali dimana handphonenya sampai-sampai dia menggunakan handphone Jullie untuk mengecek dimana keberadaan handphonenya. 

          Lalu beberapa saat kemudian Ka Ricky berbicara lagi “Heh kamu dimana hah? Ayolah sini udah mau take off ini, gimana sih?? Mau ke Surabaya atau engga?” Sesaat aku lupa kalau kami ingin melakukan perjalanan ke Surabaya. “A,,aku entah dimana ini, aku lagi diculik” lalu aku dengan cepat share location ke sosmed Jullie untuk meminta bantuan barangkali Ka Ricky bisa membantu. 

          “Tittt,,” setelah mendengar percakapan kami barusan, Lisa yang ada di depanku langsung mematikan handphone Ka Ricky dan membuangnya ke lantai. “Sini bolanyaaa!!!!!”. “I,, iya sabar coba” tanganku berusaha mencari bola emas yang tadi aku simpan di dalam tas ranselku. 

          09:20 di suatu tempat di Bandara Soekarno Hatta 

          Dengan cepat Ricky langsung turun demi mendapatkan handphonenya kembali. Tetapi ternyata pesawat sudah datang dan petugas bandara sudah menyuruh penumpang untuk naik. 

          “Ayo kita naik Jullie, nanti Ka Archi dan Ka Ricky menyusul” ujar Mama Archi lembut kepada Jullie. “I,,iya ma”. Lalu beberapa menit pun berlalu tanpa kehadiran Archi maupun Ricky. “Ma, kok feelingku ga enak ya tentang Ka Archi, aku pergi dulu ya ma” dan tiba-tiba Jullie kembali masuk ke dalam bandara dengan cara menerobos petugas dan beberapa pramugari. “Ju,, Jullieee !!, kembaliiiii” 

          Tak sempat untuk keluar, Papa dan Mama Archi seakan-akan terperangkap di dalam pesawat dimana ketiga anaknya masih berada di dalam bandara. “Ba,, bagaimana ini pa, pesawat bentar lagi terbang” ucap Mama Archi sangat sedih. “Tenang ma, kan ada Ricky, pasti dia akan melakukan sesuatu, nanti setelah sampai kita langsung hubungi mereka, OK?” ucap papa. “OK pa…..” 

          To be continued ...
Read More..

Rabu, 03 Agustus 2016

The Adventure of Archi : Lost In Paradise Part 1

        
          Jakarta, 27 Juli 2016

          “Archiiii, bangun,, hari ini kan kita mau ke Surabaya, masa’ lupa!!!” “Makanya, ga usah tidur malem2 segala!!!!!”.

          Pagi itu dengan terpaksa kubuka mataku dan kurelakan waktu tidurku yang sangat berharga. Pagi itu aku dan keluargaku berencana berpergian ke Surabaya menggunakan pesawat. Oh iya, perkenalkan, namaku Romy Archilans, bule banget yah haha. Banyak yang menertawakan namaku mungkin karena aneh dan jarang di negeri seperti Indonesia ini. Ayah dan ibuku asli Indonesia, tapi entah mengapa mereka menamaiku seperti itu. Di sekolah aku selalu dipanggil Romy, tapi jika sudah sampai rumah, yahhh, pasti aku selalu dipanggil dengan nama Archi, seperti anak kecil saja…

          “Chi, kamu lihat handphoneku ga?” tanya kakakku yang sangat menjengkelkan. “Enggak” jawabku cuek. “Hihh dimana ya, pacarku pasti udah nelpon nelpon dari tadi, hmmmm”. Lalu ia pergi entah kemana. Kakakku yang cowok itu emang rada-rada, dia suka lupa nyimpan barang-barangnya sendiri, tapi walaupun suka bikin kesal aku selalu menghormati dia karena dia kakakku satu-satunya. 

          “Mandi yang cepat ya, kita bakal dijemput taxinya jam 07:15” ucap mamaku dari dapur. Setelah beberapa menit dan semua sudah siap aku disuruh mengecek keadaan rumah apa sudah siap untuk ditinggal beberapa hari. Semua lampu sudah kumatikan, dan air sudah kucek, yappppp siap untuk ditinggal. Saat ingin meninggalkan ruang tamu, aku sempat melihat suatu bola kecil berwarna emas yang mengeluarkan cahaya, terang sekali mungkin karena lampu sudah kumatikan. “Ini apaan ya, punya dedek kali ya ?” “Tapi masa’ iya, kan dia udah gede ngapain mainan ginian hmmm”. Setelah memasukkan bola itu ke tas ranselku aku langsung keluar dan mengunci rumahku itu. 

          “Kak Archi kok lama sih, ngapain aja?” tanya adikku “Jullie” yang cantik dan masih berusia 14 tahun itu. “Eng,, enggak, tadi sih ka Archi liat bola warna emas gitu di ruang tamu, punyamu ya?” “Hah, bola apaan, aku ga pernah punya mainan bola ah, punya mas Ricky kali” ucapnya lalu kepalanya masuk kembali ke dalam taxi. Hmmm, terus yang kuambil tadi bola apaan ya… Ah sudahlah, paling punya tetangga ketinggalan disitu. 

          Bandara Internasional Soekarno Hatta 08:00 

          “Haduhhhhhhhh , mama lupa” tiba-tiba mama mengagetkan kami sekeluarga saat sudah berada di dalam bandara. “Ada apa sih ma? Kok sepertinya kaget banget” ucap papaku berusaha meredakan suasana. “Mama lupa pa, teman mama di Surabaya kan nitip oleh-oleh makanan ringan yang mama janjiin itu loh pa, dia pingin bgt”. “Yaudahlah ma, bilang aja maaf kita ga sempet beliin” sambung papaku. 

          Setelah kami berlima check-in dan sudah memasukkan semua koper ke bagasi kami duduk-duduk di ruang tunggu untuk menunggu pesawat rute Jakarta – Surabaya pukul 09:30. Cukup lama menunggu, aku hanya duduk melihat orang-orang sedangkan kakakku asyik mainan game menggunakan tabnya. Dan tiba-tiba kakakku yang asyik bermain game itu langsung berdiri seraya mengatakan “O iyaa, kan makanan ringan itu di jual di bandara juga, tapi jualnya di yang depan tadi sih hehe, minta beliin Archi aja kedepan haha”. “Dih apaan, ga mauuu, beberapa menit lagi kan kita bakal take off, gimana sihh” jawabku kesal. 

           “Mohon maaf, penumpang pesawat dengan nomor keberangkatan XXXXXX dimohon menunggu beberapa saat lagi karena masalah operasional” suara itu langsung memotong percakapan kami tadi. “Yesss, tuh delay pesawatnya, sana beliin makanannya”, ucap kakakku seolah-olah menang. “Iya dong Archi, mama tolong ya :) kamu mau kan?” sambung mamaku. Ya udah deh, kalau mamaku yang nyuruh ya aku ga berani nolak, hmmmm… 

          Terpaksa aku turun lagi ke lantai bawah sendirian demi beli makanan itu -__-. Aku membawa ranselku soalnya selain tidak terlalu berat aku tidak mau selagi aku pergi kakakku yang paling iseng sedunia itu membuka barang-barangku. Cukup jauh juga ternyata tokonya. Sesampainya di toko itu aku hanya bisa menghela nafas. Gila panjang banget antriannya, cukup ga ya waktunya. Kan ga lucu kalau ketinggalan naik pesawat cuman gara-gara makanan ringan doang. Tapi setelah melihat jam tanganku, aku tahu kalau waktunya bakal sempat. Ah nanti setelah beli kan aku bisa langsung lari. 

          Setelah sekitar 10 menitan mengantri, akhirnya makanan itu sudah ada di tanganku, lalu aku bergegas lari menuju ruang tunggu di lantai atas. 

          To be continued ... 
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...